PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
PMS (Peyakit Menular Seksual)
Penyakit menular seksual atau PMS, kini dikenal
dengan istilah infeksi menular seksual atau IMS, adalah penyakit atau infeksi
yang umumnya ditularkan melalui hubungan seks yang tidak aman. Penyebaran bisa
melalui darah, sperma, cairan vagina, atau pun cairan tubuh lainnya.
Selain itu, penyebaran tanpa hubungan seksual
juga bisa terjadi dari seorang ibu kepada bayinya, baik saat mengandung atau
ketika melahirkan. Pemakaian jarum suntik secara berulang atau bergantian di
antara beberapa orang juga berisiko menularkan infeksi.
1.
PMS yang disebabkan
oleh bakteri
a.
Sifilis
Sifilis
atau raja singa adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema
pallidum. Gejala awal sifilis adalah
munculnya lesi atau luka pada alat kelamin atau pada mulut. Luka ini mungkin
tidak terasa sakit, tapi sangat mudah untuk menularkan infeksi. Luka atau lesi
ini akan bertahan selama 1,5 bulan dan kemudian menghilang dengan sendirinya.
Perlu diperhatikan bahwa lesi sangat menular, sentuhan dengan lesi dapat
mengakibatkan seseorang tertular.
Jika
sifilis tidak ditangani, infeksi ini akan berlanjut ke tahap yang berikutnya
dalam 4-10 minggu setelah lesi hilang. Pada tahap berikutnya, gejala yang mirip
dengan flu seperti
demam,
nyeri pada persendian, dan sakit kepala akan
muncul. Kerontokan rambut hingga pitak juga bisa dialami penderita. Jika
dibiarkan, infeksi sifilis bisa bertahan di dalam tubuh selama beberapa tahun
tanpa menimbulkan gejala apapun. Yang perlu diwaspadai, selama masa itu bakteri
akan menyebar ke bagian tubuh lain dan dapat menyebabkan kondisi serius berupa
kelumpuhan, kebutaan, demensia, meningitis, gangguan jantung , dan masalah
koordinasi.
Untuk
memastikan diagnosis
sifilis, tes darah bisa dilakukan. Terkadang gejala yang muncul
sulit dikenali sebagai penyakit sifilis, oleh karena itu segera lakukan tes
darah jika mencurigai diri berisiko terkena sifilis.
Antibiotik
seperti suntikan penisilin digunakan untuk mengobati sifilis. Jika
sifilis diobati dengan benar, tahapan sifilis yang lebih parah bisa dicegah.
Hindari hubungan seksual sebelum memastikan infeksi sifilis benar-benar hilang,
yaitu sekitar 2 minggu setelah pengobatan selesai..
b. Gonore
atau Kencing Nanah
Gonore atau
kencing nanah adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria
gonorrhoeae. Beberapa penderita penyakit ini tidak
menunjukkan gejala apa pun, sehingga bisa tidak diketahui sama sekali jika
dirinya terinfeksi. Bila menimbulkan gejala, pada penderita gonore dapat
ditemukan:
Gejala
gonore pada pria:
§
Pada ujung penis keluar cairan berwarna putih, kuning, atau hijau.
§
Rasa sakit atau perih saat buang air kecil
§
Peradangan pada ujung penis
§
Terkadang ditemukan rasa sakit di sekitar buah zakar.
Gejala gonore pada wanita:
§
Cairan vagina yang encer dan berwarna kuning atau hijau.
§
Sering buang air kecil.
§
Perih atau rasa sakit saat buang air kecil.
§
Rasa sakit pada perut bagian bawah pada saat berhubungan seks atau
setelahnya.
§
Perdarahan pada saat berhubungan seks atau setelahnya, atau perdarahan
berlebihan ketika mengalami menstruasi.
§
Gatal di sekitar kelamin.
Infeksi gonore juga bisa berdampak pada bagian
tubuh lain bila terjadi kontak dengan sperma atau cairan vagina. Bagian tubuh
lain yang beresiko terkena gonore adalah rektum, mata, dan tenggorokan.
Sama
seperti sifilis, infeksi gonore atau kencing nanah bisa diobati dengan
antibiotik. Sangat penting untuk minum obat antibiotik sesuai dosis dan jangka
waktu yang dianjurkan, agar infeksi benar-benar lenyap. Jika tidak ditangani
dengan baik, gonore atau kencing nanah bisa menyebabkan kemandulan.
c.
Chlamydia
Chlamydia
adalah jenis penyakit seksual yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia
trachomatis. Penyakit ini merupakan penyakit menular
seksual yang paling sering terjadi. Beberapa orang tidak merasakan gejala sama
sekali, sehingga penularan bisa terjadi tanpa disadari. Pada sebagian orang,
chlamydia bisa menimbulkan gejala, seperti:
Gejala chlamydia pada wanita:
§
Cairan vagina tidak seperti biasanya.
§
Perih atau rasa sakit saat buang air kecil.
§
Menstruasi yang banyak.
§
Perdarahan diluar siklus haid.
§
Sakit saat melakukan hubungan seksual.
§
Nyeri di perut bagian bawah
Gejala
chlamydia pada pria:
§
Pada ujung penis keluar cairan berwarna jernih atau putih
§
Sakit pada saat buang air kecil
§
Rasa gatal atau panas sekitar lubang penis
§
Rasa sakit dan pembengkakan di sekitar buah zakar
Pengobatan
infeksi ini adalah dengan cara mengonsumsi antibiotik. Pastikan untuk
menghabiskan obat yang sudah diresepkan oleh dokter, meski kondisi terasa sudah
membaik. Lakukan tes urine atau pengambilan sampel cairan alat kelamin sekali
lagi setelah pengobatan selesai, hal ini untuk memastikan infeksi benar-benar
telah sembuh.
Infeksi
chlamydia juga bisa menyerang rektum, tenggorokan, atau mata. Jika tidak
dirawat, infeksi ini dapat menyebabkan kemandulan baik pada pria maupun wanita.
Pada wanita, chlamydia juga bisa menyebabkan kehamilan ektopik.
Infeksi ini juga bisa ditularkan saat melahirkan dan menyebabkan bayi bisa
mengalami infeksi mata atau paru-paru. Pada pria, chlamydia bisa menyebabkan
peradangan pada saluran kencing, infeksi pada kandung kemih dan epididimitis,
serta infeksi pada rektum.
d. Chancroid
Penyakit
menular seksual ini disebabkan oleh bakteri Haemophilus ducreyl.
Bisul kecil di alat kelamin akan muncul setelah 1-14 hari seseorang terinfeksi chancroid.
Sehari setelahnya, benjolan akan berubah menjadi luka. Selain kemunculan luka,
sebagian orang yang terinfeksi chancroid akan mengalami pembengkakan kelenjar
getah bening di bagian selangkangan. Pada sebagian orang, pembengkakan ini bisa
berkembang menjadi abses.
Tidak
ada tes darah khusus untuk chancroid. Chancroid biasanya didiagnosis dengan
melihat luka yang muncul, pembengkakan kelenjar, dan melakukan beberapa tes
pemeriksaan untuk menyingkirkan PMS lainnya. Pengobatan kondisi ini dilakukan
dengan pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi. Untuk abses kelenjar getah
bening, prosedur drainase dengan jarum atau operasi kecil bisa dijalankan.
e.
Donovanosis
Penyakit
yang juga disebut granuloma inguinale ini disebabkan oleh bakteri Klebsiella
granulomatis. Penyebaran penyakit ini biasa terjadi melalui
vagina atau seks anal dan sangat jarang ditularkan melalui seks oral.
Kebanyakan penderita dari penyakit ini adalah pria.
Penyakit
ini akan menggerogoti jaringan alat kelamin secara perlahan. Jika terkena
penyakit ini, penderita akan merasakan beberapa gejala seperti:
§ Muncul luka di sekitar bokong
serta benjolan berwarna merah di sekitar anus dan alat kelamin.
§ Alat kelamin dan kulit di
sekitarnya akan memudar warnanya.
§ Lapisan kulit perlahan terkelupas,
kemudian benjolan akan membesar akibat proses peradangan. Kulit tidak nyeri
pada fase ini, tetapi mudah sekali berdarah.
§ Kerusakan jaringan bisa meluas
hingga pangkal paha.
Untuk
mendiagnosis penyakit ini, dokter akan melakukan biopsi pada lesi penderita
untuk diteliti lebih lanjut di laboratorium. Jika positif terkena donovanosis,
biasanya dokter akan meresepkan antibiotik pada penderita untuk dikonsumsi
selama 3 minggu.
Jika
tidak ditangani dengan benar, penderita donovanosis akan berisiko terkena
beberapa komplikasi seperti:
§
Kerusakan dan pembentukan jaringan parut pada organ genital.
§
Warna kulit pada alat kelamin dan sekitarnya akan memudar.
§
Pembengkakan permanen pada organ genital akibat jaringan parut.
f.
Lymphogranuloma Venereum
Penyakit
yang juga dikenal dengan nama LGV atau penyakit Durand-Nicholas-Favre ini disebabkan
oleh infeksi bakteri Chlamydia trachomatis.
Infeksi bakteri ini biasanya terjadi pada sistem limfatik. LGV sendiri dibagi
menjadi tiga, LGV primer, LGV sekunder dan LGV tersier. Berikut beberapa
karakteristik LGV primer:
§
Gejala muncul 3-21 hari setelah terjadi kontak antara seseorang dengan
bakteri.
§
Pria lebih sering mengalami kondisi ini dibandingkan wanita.
§
Muncul beberapa kelompok lesi yang mirip dengan infeksi herpes.
§
Penderita biasanya akan mengalami gejala peradangan uretra (uretritis).
§
Pada pria, LGV primer akan berdampak pada bagian tubuh di sekitar penis
hingga uretra, serta anus.
§
Pada wanita, LGV primer akan berdampak pada bagian tubuh di sekitar
vagina.
Sedangkan
pada penderita LGV sekunder biasanya gejala muncul 10 sampai 30 hari setelah
penderita terpapar bakteri namun butuh beberapa bulan untuk berkembang.
Beberapa ciri-cirinya adalah:
§
Lesu.
§
Nyeri pada sendi.
§
Demam.
§
Sakit kepala.
§
Mual dan muntah.
§
Pembengkakan nodus limfa.
§
Muncul bercak beralur.
§
Kulit penderita akan terkena eritema multiforme, urtikaria, eritema
nodosum, atau ruam.
Pada
penderita LGV tersier, gejalanya baru akan muncul hingga 20 tahun setelah
penderita terinfeksi bakteri. Beberapa ciri LGV tersier lainnya adalah:
§
Proktokolitis (peradangan pada dubur dan usus besar).
§
Rasa gatal pada bagian bokong.
§
Tinja bercampur darah.
§
Nyeri pada dubur.
§
Tenesmus (muncul dorongan untuk buang air besar secara terus menerus).
§
Penurunan berat badan.
§
Fibrosis dubur.
§
Esthiomene (pembesaran granuloma menahun disertai ulserasi dan erosi
pada alat kelamin wanita).
Untuk mengobati LGV, biasanya dokter akan
meresepkan antibotik. Dokter juga bisa melakukan tindakan pembedahan untuk
mengatasi LGV.
2.
Penyakit Menular Seksual
yang Disebabkan oleh Virus
a. Herpes
Genital
Herpes genital adalah
penyakit seksual yang disebabkan oleh virus herpes simpleks atau sering disebut
HSV. Gejala herpes genital akan muncul beberapa hari setelah terinfeksi HSV.
Luka melepuh berwarna kemerahan serta rasa sakit pada wilayah genital menjadi awal
gejala
herpes yang muncul. Mungkin juga akan disertai gatal atau sakit
saat membuang air kecil.
Virus
ini dapat bersifat dorman atau tidak aktif dan bersembunyi di dalam tubuh tanpa
menyebabkan gejala. Tapi virus ini bisa kembali aktif dan luka akan muncul
kembali. Meskipun begitu luka yang terjadi biasanya lebih kecil dan tidak
terlalu sakit dibandingkan dengan infeksi pertama. Hal ini terjadi karena tubuh
telah menghasilkan antibodi terhadap virus ini setelah pertama kali terinfeksi.
Antibodi yang sudah ada akan melawan kemunculan kembali virus ini. Hingga kini,
belum ada obat yang bisa menyembuhkan herpes genital. Tapi, gejala yang terjadi
bisa dikendalikan dengan obat-obatan antivirus.
b. Kutil
Kelamin
Kutil kelamin atau
kutil genital adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus yang
dikenal sebagai human papillomavirus
(HPV).
Terdapat 40 tipe virus HPV yang dapat menyerang alat kelamin, tetapi sebagian
besar kutil kelamin disebabkan oleh HPV tipe 6 dan 11. Kutil kelamin adalah
kutil yang muncul di sekitar alat kelamin atau di area dubur. Kutil ini mungkin
tidak menimbulkan rasa sakit, tapi biasanya akan muncul rasa gatal-gatal,
memerah dan terkadang bisa berdarah. Pada beberapa penderita, kutil bisa tumbuh
bergerombol dan kemudian terlihat seperti kembang kol.
Kutil
dapat muncul setelah beberapa bulan bahkan tahunan setelah terjadinya infeksi
HPV. Bahkan pada kebanyakan orang, kutil tidak muncul sama sekali meskipun
telah terinfeksi. Kutil dapat juga muncul pada mulut atau tenggorokan orang
yang melakukan seks oral.
Penyebaran
virus ini tidak hanya melalui hubungan seksual. HPV bisa menyebar melalui
kontak langsung dari kulit ke kulit. Untuk memastikan diagnosis apakah terdapat
kutil kelamin, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada bagian yang
terinfeksi. Selain itu, bisa juga dilakukan tes khusus untuk mendiagnosis HPV
dengan memeriksa vagina bagian dalam atau saluran kencing pad pria.
Tidak
ada pengobatan atau penanganan yang bisa melenyapkan virus HPV dari tubuh
sepenuhnya. Kutil yang muncul di area kelamin atau dubur bisa ditangani dengan
prosedur pembekuan, terapi laser, atau memakai krim. Operasi juga bisa
dilakukan untuk mengangkat kutil yang besar.
Meskipun
tidak ada pengobatan untuk virus HPV, kutil kelamin bisa dicegah dengan
memberikan vaksin HPV. Penting untuk diketahui bahwa vaksin HPV tidak dapat
mencegah seluruh tipe HPV, konsultasikan dengan dokter jenis vaksin HPV yang
cocok dengan kebutuhan anda. Meski tidak semua jenis virus HPV berkaitan dengan
kanker, disarankan untuk melakukan pemeriksaan sel kanker secara teratur jika
terinfeksi HPV.
c. HIV
HIV atau human immunodeficiency virus adalah
virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Virus ini dapat tertular melalui
hubungan seks yang tidak aman, berbagi alat suntik atau pun jarum, dari ibu
kepada bayinya saat melahirkan, maupun melalui transfusi darah.
Sistem
kekebalan tubuh akan melemah dan tidak mampu melawan infeksi maupun penyakit
akibat virus ini. Hingga kini, belum ada obat untuk sepenuhnya melenyapkan HIV
dari tubuh. Pengobatan HIV umumnya dilakukan
untuk memperpanjang usia dan meredakan gejala yang muncul akibat HIV.
HIV
tidak memiliki gejala yang jelas. Gejala awal yang terjadi adalah gejala flu
ringan disertai demam, sakit tenggorokan,
maupun ruam. Seiring virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh, tubuh
penderita akan makin rentan terhadap berbagai infeksi.
Jika
merasa berisiko terinfeksi virus HIV, satu-satunya cara untuk mengetahui
diagnosisnya adalah dengan melakukan tes HIV beserta
konselingnya. Tes HIV bisa dilakukan di klinik Voluntary Counseling and Testing atau VCT (KTS=
Konseling dan Tes HIV Sukarela).
d. Molluscum
contagiosum
Ini
adalah infeksi kulit akibat virus yang menyebabkan munculnya benjolan kecil
berwarna seperti daging segar. Benjolan ini bisa muncul terpisah atau
berkelompok. Molluscum contagiosum menular melalui kontak fisik dengan
penderitanya, termasuk hubungan seksual.
Umumnya,
benjolan Molluscum contagiosum muncul di sekitar alat kelamin, badan, wajah,
atau kelopak mata. Benjolan ini juga bisa meradang dan berubah warna menjadi
kemerahan ketika tubuh penderita melawan virusnya.
Infeksi
virus ini akan tetap menular selama benjolan masih ada. Biasanya benjolan akan
muncul setelah 2 hingga 7 minggu sejak terinfeksi, namun bisa saja muncul
setelah 6 bulan. Untuk memastikan diagnosis penyakit ini, dokter akan
mengutamakan pemeriksaan fisik dan bila diperlukan mungkin akan mengambil
sampel untuk di periksa lebih lanjut.
Pada
kebanyakan pasien, penyakit ini akan sembuh sendiri dan benjolan akan hilang
setelah 6-9 bulan. Khusus pada benjolan yang ada di sekitar alat kelamin,
dokter biasanya akan melakukan pengobatan untuk mencegah penyebaran. Pengobatan
yang bisa dilakukan meliputi membekukan benjolan dengan prosedur seperti
krioterapi, mengikis benjolan dengan tindakan kuret, memberikan zat kimia pada
benjolan, dan mengoleskan obat cair atau krim.
e. Hepatitis
B
Disebabkan
oleh virus dengan nama yang sama, hepatitis B ternyata lebih mudah ditularkan
melalui hubungan seksual daripada HIV. Virus ini bisa ditemukan pada darah,
cairan vagina, air liur, dan sperma. Seks oral, dan khususnya seks anal, adalah
cara yang bisa menularkan virus Hepatitis B. Transplantasi organ dan penggunaan
jarum suntik secara bergantian juga berisiko menjadi cara penularan virus
penyakit ini.
Gejala
Hepatitis B biasanya baru akan muncul sekitar 2-5 bulan setelah penderita
mengalami kontak dengan virus. Gejala awal muncul seperti flu dan kemudian
berkembang menjadi penyakit kuning. Pada
fase kronis, hepatitis B dapat menyebabkan kerusakan permanen pada hati.
Untuk
memastikan diagnosis hepatitis, dapat dilakukan pemeriksaan darah. Pemeriksaan
darah yang dilakukan meliputi pemeriksaan antibodi dan protein pada virus.
Selain itu juga akan dilakukan pemeriksaan fungsi hati untuk melihat kerusakan
pada organ hati anda.
Hingga
saat ini tidak ada pengobatan untuk menghilangkan virus hepatitis. Pengobatan
yang dilakukan oleh dokter akan bertujuan untuk menunda atau mencegah
komplikasi yang dapat terjadi. Meskipun begitu, terdapat vaksin yang dapat
melindungi dari infeksi hepatitis B.
f. Hepatitis
D
Hepatitis
D adalah infeksi virus yang hanya bisa dialami oleh seseorang yang mengidap
infeksi hepatitis B aktif. Cara penularannya mirip dengan hepatitis B, namun
lebih sering terjadi pada pengguna jarum suntik yang bergantian dibandingkan
hubungan seksual.
Seperti
halnya hepatitis B, penderita hepatitis D bisa mengalami gejala parah secara
tiba-tiba. Secara umum,infeksi hepatitis D akan memperberat kerusakan dan
gejala yang muncul setelah terkena hepatitis B.
3. Penyakit
Menular Seksual yang Disebabkan oleh Parasit
a. Kudis
atau scabies
Kudis adalah infeksi kulit yang
disebabkan oleh tungau Sarcoptes
scabiei. Tungau yang sulit terlihat oleh mata ini menggali dan
hidup di dalam kulit. Parasit ini bisa ditularkan melalui kontak tubuh secara
langsung, melalui baju, peralatan tidur, atau handuk yang terinfeksi.
Gejala
utama dari kudis adalah munculnya rasa gatal yang hebat terutama pada malam
hari. Rasa gatal ini sering kali muncul di bagian jari, pergelangan tangan dan
kaki, ketiak, atau bisa juga di area kelamin. Terkadang, kudis juga bisa
mengakibatkan munculnya ruam dan bintik kecil. Kondisi ini bisa ditangani
dengan memakai krim atau sampo khusus. Setelah pengobatan, terkadang rasa gatal
masih tetap ada selama beberapa lama.
b. Kutu
pada rambut kemaluan
Kutu
pada rambut kemaluan adalah serangga parasit kecil yang hidup di antara rambut
tubuh, misalnya rambut kemaluan, bulu ketiak, rambut tubuh, jenggot,
alis, dan bulu mata. Kutu ini memangsa darah manusia untuk bertahan hidup. Di
kulit, kutu ini merangkak dari rambut ke rambut dan tidak bisa melompat dari
satu orang ke orang lainnya. Penularan hanya terjadi dengan kontak tubuh langsung
dan seringkali terjadi saat hubungan seksual.
Gejala
utama yang terjadi adalah rasa gatal pada bagian yang terinfeksi dan terjadinya
peradangan atau iritasi akibat garukan penderita. Selain itu penderita juga
bisa menemukan serbuk kehitaman di celana dalam atau bercak darah di kulit
akibat gigitan kutu.
Jika
merasakan gejala seperti tadi, anda terkadang bisa melihat secara langsung
apakah ada kutu pada rambut kemaluan atau pun rambut lain yang terasa gatal.
Kutu ini bisa diatasi dengan memakai krim atau sampo khusus. Anda tidak perlu
mencukur rambut pada kemaluan atau rambut tubuh yang terinfeksi.
4. Penyakit
Menular Seksual yang Disebabkan oleh Protozoa
a. Trikomoniasis
Trikomoniasis
adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit sangat kecil
bernama Trichomonas vaginalis.
Kondisi ini mudah sekali ditularkan melalui hubungan seksual. Kebanyakan
penderita pria tidak menyadari infeksi ini karena tidak mengalami gejala apa pun,
sampai ketika pasangan wanitanya mengalami gejala dan didiagnosis menderita
penyakit ini.
Gejala
yang terjadi pada pria:
§ Buang air kecil lebih sering dari
biasanya.
§ Sensasi rasa perih sesaat setelah
buang air kecil atau usai ejakulasi.
§ Cairan penis berwarna keputihan.
§ Inflamasi pada kulup dan kulit
penis.
Gejala
yang terjadi pada wanita adalah:
§ Cairan vagina encer atau berbuih
warna kuning kehijauan dengan bau tidak sedap.
§ Rasa sakit dan gatal-gatal di
sekitar vagina.
§ Sakit atau tidak nyaman saat
melakukan hubungan seksual atau buang air kecil.
5. Penyakit
Menular Seksual yang Disebabkan oleh Jamur
a. Tinea
cruris
Penyakit
menular seksual ini adalah infeksi jamur yang menyerang kulit di sekitar alat
kelamin, paha bagian dalam, serta bokong. Penderita tinea cruris biasanya akan
merasakan munculnya ruam kemerahan berbentuk lingkaran yang terasa gatal pada
bagian kulit yang terinfeksi.
Untuk
memastikan tinea cruris, sampel akan diambil dari kulit yang terinfeksi. Sampel
kulit kemudian akan dilihat di mikroskop. Meskipun begitu, kebanyakan dokter
ahli kulit dapat mendiagnosis tinea cruris hanya dengan mengenali ruam pada
kulit pasien.
Tinea
cruris dapat disembuhkan dengan pemberian obat salep, semprot, bedak, atau
losion anti-jamur. Namun, untuk menangani tinea cruris yang sudah parah,
penderita dapat menggunakan salep atau krim anti-jamur yang lebih kuat, serta
mengonsumsi pil anti-jamur yang bisa didapatkan dengan resep dokter.
b. Infeksi
Candida
Infeksi
jamur Candida albicans,
biasanya menjadi penyebab umum iritasi pada vagina. Namun pada pria, khususnya
yang tidak sunat, juga bisa mengalaminya. Selain di alat kelamin, jamur ini
juga dapat ditemukan di bibir, kuku, sekitar anus, dan bahkan saluran
pencernaan.
Pada
infeksi di vagina, penderita wanita biasanya akan merasakan rasa gatal luar
biasa di sekitar vagina, kulit di sekitar vagina akan memerah dan terasa perih,
serta keputihan yang menggumpal seperti keju. Sedangkan pada penderita pria
akan muncul ruam kemerahan pada penis, gatal dan sensasi rasa perih pada ujung
penis, serta bau tidak sedap.
Titsanium-arts.com - titanium-arts.com
BalasHapusTitsanium-arts.com. Manufacture titanium apple watch band & titanium chloride Distributing company. Manufacture microtouch titanium & Production of welding titanium ore. Incorporating all 2018 ford fusion hybrid titanium metal products, titanium exhaust tubing welding, and